BDR KELAS 4,JUMAT 12 MARET 2021
BDR KELAS 4,JUMAT 12 MARET 2021
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Subtema : 1. Lingkungan Tempat Tinggalku
Pembelajaran: 6
Tujuan Pembelajaran
Dengan membaca, peserta didik dapat menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara tertulis, menyanyikan lagu dengan memperhatikakn tempo dan tinggi rendah nada, dengan mandiri dan bertanggung jawab.
Assalamualaikum wr.wb....selamat pagi anak-anak!
Anak-anak sudah siap belajar hari ini? Ayo, jangan lupa cuci tangan terlebih dahulu ya dengan sabun pada air mengalir sebelum dan sesudah memulai kegiatan! Nah, kalau sudah cuci tangan, mari kita bersiap memulai pembelajaran hari ini.
Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan belajar hari ini!
Untuk Ananda yang beragama berbeda ,silahkan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya .
Kegiatan 1 Bahasa Indonesia
Sebagai ibukota negara, Jakarta merupakan kota yang padat penduduknya. Sebagian besar warganya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Banyak gedung-gedung bertingkat yang merupakan pusat pemerintahan, bisnis, dan perekonomian masyarakat.
Meskipun demikian, Jakarta juga tak luput dari berbagai kesenian dan kebudayaan yang dimilikinya, salah satunya adalah cerita rakyat. Perlu kamu ketahui dalam sebuah cerita terdapat tokoh yang merupakan pelaku dalam cerita. Tokoh merupakan salah satu unsur pembangun cerita. Selain itu, tokoh berfungsi sebagai pembawa pesan, amanat, moral atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang.
Tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.
Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita, ditampilkan terus-menerus, dan mendominasi cerita. Tokoh tambahan adalah tokoh yang dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita.
Tokoh ini biasanya untuk menghidupkan cerita atau sekadar pemanis cerita. Salah satu tokoh cerita yang populer pada cerita rakyat betawi adalah “Si Pitung”. Bagaiamana kisahnya? Ayo kita baca bersama!
Si Pitung
Gambar Ilustrasi: Freepik
Suatu sore Si Pitung melihat kelakuan anak buah Babah Liem yang sewenang-wenang. Babah Liem adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal Si Pitung. Dia dan anak buahnya sering merampas harta rakyat dan menarik pajak tinggi. Sebagian hasil rampasan itu diberikan kepada pemerintah Belanda.
Si Pitung bertekad untuk melawan anak buah Babah Liem. Kemudian, dia berguru kepada Haji Naipin, seorang ulama yang juga pandai ilmu bela diri. Si Pitung cepat menguasai semua ilmu yang diajarkan oleh Haji Naipin.
”Pitung, gunakan ilmu yang kuberikan untuk membela orang-orang yang tertindas. Jangan sekali-kali kau gunakan ilmumu ini untuk menindas orang lain,” pesan Haji Naipin.
Sekarang Si Pitung sudah siap melawan anak buah Babah Liem. Dia menghentikan ulah anak buah Babah Liem yang sedang merampas harta rakyat jelata.
”Heh, Anak Muda! Siapa kau? Beraninya menghentikan kami!” tanya salah satu anak buah Babah Liem.
”Kalian tak perlu tahu siapa aku. Yang jelas, aku akan menghentikan ulah kalian selamanya,” jawab Si Pitung.
Anak buah Babah Liem menyerang Si Pitung. Namun, Si Pitung bisa mengalahkan mereka semua. Sejak saat itu, nama Si Pitung terkenal di kalangan penduduk.
Si Pitung memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada rakyat jelata. Dia bertekad untuk mengambil kembali hak yang sudah dicuri oleh tuan tanah dan mengembalikannya kepada rakyat. Dia mengajak beberapa temannya untuk bergabung dengannya.
Kelakuan Si Pitung tidak disukai oleh tuan tanah dan juga pemerintah Belanda. Mereka mengeluarkan perintah untuk menangkap Si Pitung. Namun, Si Pitung amat cerdik. Dia selalu berpindah tempat sehingga pemerintah Belanda dan juga tuan tanah tidak bisa menangkapnya. Karena kesal, pemerintah Belanda menggunakan cara licik. Mereka menangkap Pak Piun, ayah Si Pitung dan Haji Naipin.
Salah satu pejabat pemerintah Belanda yang bernama Schout Heyne mengumumkan bahwa jika Si Pitung tak menyerah, Pak Piun dan Haji Naipin akan dihukum.
Si Pitung mendengar berita tentang penangkapan ayah dan gurunya itu. Kemudian, dia menghadap Schout Heyne dan menyerahkan diri. Dia tak mau ayah dan gurunya menderita.
”Pitung, kau telah meresahkan banyak orang dengan kelakuanmu itu. Untuk itu, kau harus dihukum tembak,” kata Schout Heyne.
”Kau tidak keliru? Bukannya kau dan tuan tanah itu yang meresahkan orang banyak? Aku tidak takut dengan ancamanmu!” jawab Si Pitung.
Schout Heyne benar-benar melaksanakan ancamannya. Si Pitung dihukum tembak. Hidup Si Pitung berakhir di ujung peluru. Namun, kisah kepahlawanannya tetap dikenang. Si Pitung, si pahlawan rakyat jelata. (Sumber: Dian K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2014).
Setelah membaca teks tersebut, kerjakanlah soal-soal berikut ini!
1. Apa jenis cerita rakyat teks berjudul “Si Pitung”? Berikan alasanmu?
2. Sebutkan nama-nama tokoh yang terdapat pada cerita tersebut!
3. Siapa tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita tersebut? Jelaskan!
4. Tuliskan tokoh protagonis dan tokoh antagonis yang terdapat dalam cerita tersebut!
Kerjakanlah pada buku tulismu, kemudian fotokan dan kirimkan kepada bapak/ibu guru!
Kegiatan 2 SBdP
Selain memiliki cerita rakyat yang menarik diketahui, suku betawi di Jakarta juga memiliki lagu-lagu daerah yang kental dengan unsur kebudayaannya.
Nah, salah satunya adalah lagu yang berjudul “Kicirkicir”. Lagu tersebut merupakan lagu daerah yang berasal dari Jakarta. Lagu “Kicir-kicir” sering dinyanyikan pada acara ulang tahun Kota Jakarta.
Biasanya, lagu tersebut diiringi alat musik tanjidor. Bagaimana lagunya? Simak tayang berikut ini!
Berlatihlah menyanyikan lagu tersebut! Perhatikanlah tempo dan tinggi rendah nada saat menyanyikannya.
Kamu dapat berkolaborasi dengan anggota keluarga di rumah dengan memanfaat benda-benda yang ada di rumah untuk mengiringimu bernyanyi!
Apabila Ananda sudah dapat menyanyikannya dengan baik, rekam dalam bentuk video/voicenote dan kirimkan hasilnya kepada bapak ibu guru!
Sampai di sini pembelajaran hari ini! Ucapkanlah terima kasih kepada ayah/bunda yang telah mendampingi Ananda belajar di rumah! Mari kita akhiri dengan membaca doa!
Sampai jumpa pada pembelajaran berikutnya!
Sumber: RPP Dinas Pendidikan DKI Jakarta.